Jika perusahaan Anda seperti kebanyakan pabrik kimia, program manajemen energi Anda sudah berusia tahunan, jika tidak puluhan tahun.
Anda mungkin memantau penggunaan energi untuk mengendalikan biaya atau me-recover waste heat untuk menggerakkan proses-proses in-house. Anda mungkin menjadikan manajemen energi sebagai cara untuk mengurangi carbon footprint dan membantu generasi mendatang.
Namun, bagaimana jika alasan terbaik untuk menelusuri kinerja energi ada hubungannya dengan kegiatan operasional yang efisien dan terus-menerus dari lini produksi Anda yang paling menguntungkan?
Bukan suatu hal yang mengejutkan bahwa outage yang tak terduga dapat menyebabkan kerugian jutaan dolar untuk pabrik kimia akibat down time, batches yang hilang dan jalur produksi yang terhambat. Namun, menurut How to fix your maintenance program, white paper Infor yang ditulis khusus untuk para manajer asset perusahaan, perubahan-perubahan dalam penggunaan energi yang tak dapat dijelaskan dapat menjadi penjaga untuk masalah-masalah maintenance yang timbul.
“Mengukur efisiensi energi adalah salah satu rahasia mengenai memprediksi kegagalan yang paling dijaga,” menurut penjelasan white paper tersebut. “Konsumsi energi dapat mengindikasi, jauh sebelum terjadi kegagalan, bahwa masalahnya berkembang.”
Jika penggunaan energi berubah pada poin spesifik dalam rantai produksi, itu adalah tempat bagi Anda untuk memulai inspeksi Anda. Mengetahui di mana masalahnya, dan mengatasinya sebelum menjadi semakin besar, bisa membuat perbedaan antara mengirimkan sejumlah pesanan tepat waktu atau berurusan dengan keterlambatan, biaya untuk rush shipping dan pelanggan yang tidak puas.
Mengintegrasikan manajemen energi dengan Enterprise Asset Management juga dapat mengurangi konsumsi energi hingga 20%. Dan saat satu motor 100-hp tunggal yang berfungsi secara konsisten dengan efisiensi sebesar 95% dapat menghabiskan 350.000 dolar dalam kurun waktu lima tahun, bahkan 5% varians menghabiskan banyak uang.
“Dengan mengukur konsumsi di setiap asset, Anda dapat mengidentifikasi peralatan menarik lebih banyak tenaga daripada yang telah ditentukan oleh pabrik,” ujar white notes tersebut. Sinyal yang dihasilkan “memulai sebuah reaksi berantai untuk menentukan mengapa asset tidak memberikan kinerja optimum dan memperbaikinya.”
Referensi: http://blogs.infor.com/energizing-eam/2016/05/20/asset-management-hidden-bonus-tracking-energy-performance/
PT Metito Indonesia (Metito) merupakan sebuah perusahaan jasa di bidang pengelolaan air bersih dan ...
PT Sanoh Indonesia is established since 1976. PT Sanoh is mainly supporting the automotive ...
On the 20th of November 2019, the event Indonesia’s Automotive Industry 4.0 Symposium is held ...
Pada tanggal 15 November 2017, Infor hadir di Jakarta dalam rangka menyelenggarakan Infor Executive ...